Sebagai seorang yang masih dalam proses menemukan jati diri. Ada
perasaan janggal ketika harus menyusun kalimat tentang hal ini. Tapi ada
dorongan kuat untuk mengkritisi pembahasan yang kebanyaakan orang akan
berpendapat bahwa saya belum berada di jalur yang tepat untuk memunculkan hal
ini. Saya sangat menyadari semua hal yang terjadi, sebagai seorang anak muda
yang mencoba mencari sebuah jalan yang lebih baik. Saya ingin do something yang
dapat membuka pikiran teman teman. Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar
dan sangat saya cintai. Sebagai generasi muda tentunya ada keinginan besar untuk
dapat memberi sesuatu untuk Indonesia.Saya masih duduk dibangku SMA di salah
satu daerah di Tapanuli. Dan sekarang saya sedang mengikuti program pertukaran
peajar di Philippines.
Ada sebuah kejadian luar biasa yang membuat hati saya takjub
akan Indonesia dan sekaligus menyadari ternyata ada sesuatu yang salah dengan Indonesia.
Sebelum bercerita tentang pengalamanku di salah satu kelas di Mindanao State
University, saya pernah menyaksikan sindiran dari seorang aktivis 98 yang kini
sering muncul di wajah media. Ia berasal dari tanah batak juga sama seperti
saya. Bagi seorang yang memiliki selera humor tinggi tentu akan akrab dengan
namanya karena akhir akhir ini ia menjadi salah satu comic yang selalu
menyisipkan sindiran dalam materinya. Namanya Sammy Notaslimboy. Ada pertanyaan
retoris yang ia lontarkan kepada audien saat itu, pertanyaannya simple namun
akan melahirkan segudang tanya. Kenapa
masyarakat Indonesia bisa mematuhi hukum ketika berada di negara lain, seperti
sedang berada di Singapura contohnya. Sejenak saya terdiam, dan tak dapat
menjawab. Namun saya menyimpulkan, tentu ada yang salah ini adalah gambaran
masyarakat tak menghargai negaranya. Yang selama ini telah terbiarkan. Jika anda
mendapat jawabannya tolong hubungi saya di imamalfaruq71@yahoo.com.
Pernah suatu ketika saya membaca
sebuah media online yang memuat pernyataan Ahok. Ahok berkata bahwa system yang
selama ini berjalan sangat bobrok. Setidaknya ini ada kaitannya dengan pertanyaan
Sammy di atas. Dan terkadang terpikir olehku apakah ini akibat dari prilaku
masyarakat yang kurang menghargai bangsa sendiri. Masih segar diingatan ketika
Sri Mulyani yang dikaitkan dengan kasus suatu bank swasta. Di negeri sendiri ia
dicaci banyak pihak. Namun world Bank perpendapat lain dengan merekrutnya
menjadi salah satu pimpinan disana. Aneh bukan? Kita telah terbawa oleh suatu
tradisi pendahulu kita. Saya yakin suatu saat nanti Indonesia akan bisa
berbicara lebih. Ketika para pengambil keputusan yang sekarang telah habis masanya di dunia. Atau yang lebih
menyedihkan tertangkap suatu lembaga (KPK) yang sedang mereka upayakan untuk
melenyapkannya dengan permainan bobrok mencari celah di Undang Undang. Saya tidak
mengatakan semua pemimpin dan pembuat system yang berkuasa saat ini berada di
garis yang tidak baik. Ada, masih banyak yang memiliki kemauan mengubah system
yang telah rusak. Namun seakan terus dihalangi elit yang sedang berkuasa. Seiring
perputaran waktu ada suatu fenomena baru yang membuat semua perubahan ini
semakin sukar dilaksanakan. Generasi selanjutnya tidak siap. Ya, pada akhirnya orang orang tua sekarang
akan sampai pada batasnya. Kekuasaan mereka akan hilang berganti ke generasi
selatjutnya. Kita kawan, pernah saya memasukkan suatu komentar di sosial media
yang membuat suatu polemik kala itu. Juga di sebuah majalah yang memiliki poin
sama. Komentar yang menurut orang lain tak etis untuk disampaikan.
“ Bagaimana
kami akan dapat mengubah bangsa ini kea rah yang lebih baik? jika dalam
kehidupan sehari hari kami lebih sering terinspirasi dengan kasus korupsi yang
notabene mencuri’’. Ini hanya sebuah pesan untuk diri saya sebenarnya. Tapi saya
berkeinginan teman teman juga memahaminya. Jaga diri dari carut marutnya system
yang terjadi saat ini. Saya tidak mengajak anda membenci pemerintah. Namun lebih
kepada membuka yang masih tersegel. Karena kita adalah yang selanjutnya jadi
jangan sampai terkontaminasi.
Kita ambil peristiwa yang telah lama
berlalu, ketika seorang anak luar biasa Indonesia yang tak didukung maksimal oleh
negaranya. Yang pada akhirnya memilih dan berkembang dengan Negara lain. Anda pasti
tahu siapa individu unggul itu. Ini merupakan seuntai kejadian yang pernah
terjadi. Ini adalah sebuah cerminan
dimana Negara tak menghargai apa yang ia punya.
Kembali ke cerita yang kualami di
kelas 4-Brattin tadi. Hari itu di sesi siang kami ada kelas Tagalog and
History. Saya kebanyakan diam waktu itu karena bahasa pengantar kelas ini
adalah Tagalog. Namun timbul pertanyaanku ketika guru menyebut Kartini. Hah,
Kartini? Itu yang terpikir di kepalaku. Ku acungkan tangan dan bertanya, apa topic
pembahasan pada hari ini. Sang guru, Mam Balahadja, berkata a princess from
Java Indonesia. Kantuk yang dari awal masuk menghinggapiku seakan hilang. Maklum
saja ini adalah sesi siang yang sangat panas dengan 33 derajat diluar sana.
Sontak aku kembali bertanya kenapa kalian mempelajarinya? Karena perlu anda
ketahui mereka membahas seluk beluk perjuangan RA. Kartini dari awal hingga ia
menemuai ajal di usia mudanya. Karena dia adalah simbol perjuangan wanita Asia. itu jawaban yang saya terima. Terus apa yang special dari pengalaman ini? Jangan
tidur kawan lihatlah kita bangsa yang besar dengan berjuta individu. Negara lain
terinspirasi dari kita. Bahkan di bangku sekolah di Indonesia pahlawan hanya
sebatas masa lalu belaka. Yang tak ada gunanya untuk dibahas lagi begitu
anggapan kebanyakan siswa sekarang. Mereka belajar dari kita tapi kenapa kita
harus malu untuk mau melirik apa yang kita punya. Jangan seperti kejadian sipadan
dan ligitan ketika sudah di caplok Negara lain disaat itu kita baru merasa memiliki. Mari lebih
mencintai akar kita, jangan sampai RA. Kartini di ambil negara lain ( siswa
negera asing lebih memahami siapa RA. Kartini daripada siswa Indonesia).
Hormati hukum, dukung perubahan, berjuang member arti bagi Ibu
Pertiwi. Hargai apa yang kita punya jangan biarkan cahaya intan Indonesia digenggam orang. Kawal senyumanmu hingga dunia
melihatnya sebagai Indonesia yang sesungguhnya.
“Sistem diciptakan untuk berjuta jiwa bukan untuk nafasmu
belaka”
"Jangan berpikir Indonesia ini telah hancur, hanya sebuah kapal yang membutuhkan tenaga anak muda"
*** Sangat menerima saran dan masukan dari para pembaca.
*** Poskan komentar anda tanpa membutuhkan Email, format = nama : komentar anda...
''Sepenggal Perjalanan Ku'' Imam Alfaruq Nasution: RA. Kartini di mata dunia
BalasHapus