Sabtu, 04 Oktober 2014

Orientasi Nasional AFS YPschNh 2014-2015



Orientasi Nasional.
 28 July 2014.

        Catatan baru tertoreh disuatu halaman baru kehidupan, ada yang berkata kalau dalam hidupmu sudah tak ada hal baru yang kamu temui maka itu seperti air di sebuah tempayan. Yang berhenti, mengeruh dan menghilang. Catatan itu merupakan alat dalam menjalankan kehidupan. Catatan itu akan mengingatkan yang lupa dan akan menuntun kembali ke tujuan utama, bernama kesuksesan. Tapi jangan hanya mampu membuka catatan lama yang telah berdebu dan using. Sebagai manusia muda dengan segudang potensi kita juga harus selalu menulis kata menjadi kalimat baru sebagai pedoman dan pelajaran bagi  manusia baru, setelah kita hanya menunggu hancurnya bumi di suatu ruangan sempit. Setidaknya dengan itu kita akan sedikit dikenang walau hanya sebuah paduan huruf alias nama belaka.
Kali ini aku akan menuliskan satu fase terakhir dalam persiapan sebelum berangkat kenegara lain. Kegiatan terakhir ini bernama Orientasi Nasional. Dari namanya saja teman pasti dapat membayangkan seperti apa kegiatan ini.

        Berangkat dari Kualanamu International Airport dengan maskapai berlambang singa, kami landed sempurna di Soekarno-Hatta. Perjalanan mengangumkan, akhirnya jalan hidup menambah catatan baru yang tak terlupa. Menginjakkan kaki di Kota terbesar di Negara dengan populasi hampir 250 juta jiwa. Dari bandara kami menuju Wisma Handayani tempat diadakannya Orientasi Nasional. Dalam perjalanan menuju ke wisma, dari kaca taxi yang kami tumpangi, kulirik gedung gedung tinggi di ibukota yang selama ini hanya terlihat kecil di sebuah kotak elektronik. Akan terasa begitu kontras jika dibandingkan dengan lokasi sekolahku yang jauh disana.

        Sesampainya di Wisma, ternyata kami telah terlambat. Dengan segera mengisi daftar hadir. Kami memasuki ruangan sesi. Orientasi kali ini hanya di ikuti 6 kandidat pertukaran pelajar. Karena kami mendapat jadwal khusus dari Negara tujuan kami. Tak terlalu sulit untuk kami menjadi akrab. Dan akhirnya kami memanggil keluarga kecil ini dengan sebutan Fantasix. Keenam manusia yang akan membawa nama Indonesia itu adalah : Willy abyuzaki, ia berasal dari Chapter Surabaya. Pesilat berbadan tegap dengan cerita ceritanya yang selalu mencairkan suasana ketika kantuk datang. Anggota nyentrik yang kedua bernama Tika Roswanti. Anak chapter Karawang namun tinggal dan bersekolah di Bekasi. Manusia dengan tawa khas dan yang paling mudah ngantuk. Yasmin, nama anggota keluarga lainnya, kami menyebutnya penyelamat. Alasan simple karena ia opsi terakhir ketika semua anggota tak mampu menjawab pertanyaan dari kakak Pembawa sesi. Mutiara Annisa Baswedan, dari namanya kamu pasti kenal siapa anak mungil dengan American-English sempuna ini. Nama terakhir berasal dari daerah yang sama dengan yasmin. Mereka berdua berasal dari Jakarta dan bahkan dari sekolah yang sama. Dan penghuni yang lain bernama Jordan Sitepu, ‘’Art is my world’’ katanya. Ya memang benar seni merupakan dunianya tak diragukan lagi. Dan tentunya saya sendiri, Imam Alfaruq.











"Kita tak butuh POLI TIKUS KITA Butuh Anis Baswedan".
We dont need MANY RATS WE Need ANIS BASWEDAN

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar